BERKURBAN MERAIH KESEMPURNAAN
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya (QS.Ali Imran : 92)
Setiap kali kita merayakan hari raya idul adha,maka asosiasi akal fikiran kita kembali teringat,kembali terkenang akan sebuah peristiwa yang amat sangat penting dalam sejarah kehidupan manusia,yang terjadi pada diri Nabiyullah Ibrahim as tatkala Allah swt mencoba dan menguji kekuatan iman beliau dengan memerinyahkan agar menyembelih putra tercintanya yaitu Ismail,yang semuanya secara tekstual telah dilustrasikan oleh Allah swt dalam al Qur'anul karim:
.
Artinya : Wahai tuhanku anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang saleh. Maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang seorang anak yangamat sabar. Maka ketika anak itu tel;ah dewasa. Ibrahim berkata : " Hai anakku,sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu,maka pikirkanlah apa pendapatmu " Ia menjawab : "Hai Bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu,insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang – oran yang sabar " (QS. Ash-Shaffat : 100-102)
Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa apa yang dialami Nabi Ibrahim 'alaihissalam dan puteranya itu merupakan batu ujian yang amat berat. Memang hak Allah untuk menguji hamba yang dikehendaki-Nya dengan bentuk ujian yang dipilih-Nya berupa beban dan kewajiban yang berat. Bila ujian itu telah ditetapkan, tidak seorang pun yang dapat menolak dan menghindarinya. Di balik cobaan-cobaan yang berat itu, tentu terdapat hikmah dan rahasia yang tidak terjangkau oleh akal pikiran manusia.
Ada tiga hikmah besar yang dapat kita ambil dari peristiwa yang dialami Nabiyullah Ibrahim 'alaihissalam bersama putranya Nabiyullah Ismail 'alaihissalam. :
1. Bahwa perintah Allah SWT haruslah dilaksanakan dengan ikhlas, dengan tekad bulat berdasarkan prinsip kami dengar dan kami patuhi bukan dengan prinsip kami dengar tetapi kami lupakan. Nabiyullah Ibrahim 'alaihissalam seorang Nabi kekasih Allah telah membuktikan bahwa seorang anak yang menjadi idaman hati, buah hati, kesayangan yang telah lama diidam-idamkan sekalipun, jika Allah SWT menghendaki untuk disembelih, maka hal itu haruslah dilaksanakan. Oleh karena itu untuk melihat sejauh mana tingkat ketebalan iman kita, sejauh mana tingkat ketaqwaan kita kepada Allah SWT dalam melaksanakan hari raya idul kurban ini adalah bagaimana tingkat responsi kita terhadap perintah menyembelih hewan kurban. Allah SWT berfirman
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. QS. Al-kautsar : 1-3)
Rasulullah saw bersabda :
Barang siapa yang memiliki kemampuan untuk berkurban tetapi tdak melaksanakannya, maka janganlah mendekati tempat shalatku.
Oleh karena itu bagi kaum muslimin dan muslimat yang mempunyai kelebihan rizqi untuk menyembelih hewan kurban hendaklah melaksanakan ibadah kurban baik itu sapi maupun kambing untuk dibagi-bagikan dagingnya kepada kaum duafa dan fakir miskin.
2. Bahwa dalam menjalani kehidupan di dunia umat manusia pasti akan mengalami ujian dan cobaan dari Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah SWT.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (QS. Ash-Shaffat : 106)
Ujian dan cobaan ini bertujuan untuk melihat sejauh mana tingkat kesabaran, keikhlasan dan ketaatannya kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim 'alaihissalam dan Puteranya Ismail berhasil menghadapi ujian dan cobaan itu berkat kesabaran, keikhlasan dan ketaatan yang mereka miliki.
3. Bahwa syaitan tidak akan pernah berhenti dalam menggoda dan mengajak manusia agar durhaka serta berbuat maksiat kepada Allah SWT. Hal ini dibuktikan dengan gigihnya syetan dalam mempengaruhi Nabi Ibrahim 'alaihissalam, nabi ismail, serta Siti hajar agar tidak melaksanakan perintah Allah SWT. Akan tetapi berkat keteguhan iman, kesabaran dan keyakinan yang mendalam, maka ketika Nabiyullah Isma'il dibaringkan di atas lapak penyembelihan dan pisau yang putih mengkilat menari-nari di atas leher Ismail, maka Allah menggantinya dengan seekor kambing yang besar dan gemuk sebagai qurban dan selamatlah Nabiyullah Ismail 'alaihissalam.
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim." (QS. Ash-Shaffat : 107-108)
Dengan disyariatkannya ibadah kurban dalam agama Islam, maka peristiwa Nabi Ibrahim 'alaihissalam menyembelih anaknya akan dikenang selama-lamanya dan diikuti oleh umatnya. Ibadah kurban juga menyemarakkan syiarnya agama Islam, karena daging-daging kurban itu dibagi-bagikan kepada masyarakat terutama kepada kaum dhuafa' dan fakir miskin. (H.Maskhun,M.HI)
Leave a comment