lazdau-Angka Nol Lahir dari Peradaban Islam 02 Nov, 2021

Angka Nol Lahir dari Peradaban Islam

Sejak awal hadirnya Islam di dunia, Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan. Banyak ayat-ayat dan hadits baik secara tersirat maupun tersurat yang memerintahkan untuk selalu belajar, menghargai ilmu pengetahuan dan mengajarkan ilmu pengetahuan. Atas dorongan dan ajaran tersebut, Ilmu pengetahuan berkembang pesat pada masa peradaban Islam. Sebelum kejayaan barat seperti saat ini, Islam sudah lebih dulu meraup kejayaan dan kegemilangan. Banyak para ilmuan dan bukti sejarah yang mengakui hal itu. Bahkan Sejarawan barat Jacques C.Reister mengatakan “Selama 500 tahun Islam telah menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradabannya yang tinggi”.

Salah satu yang dapat dirasakan sumbangsih ilmu pengtahuan terhadap keilmuan saat ini adalah dari Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi.  Di dunia barat dikenal sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lainnya. Al Khawarizmi lahir sekitar tahun 780 M di Khawarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 M di Baghdad.  Al-Khawarizmi diperkirakan hidup pada masa Khalifah al-Ma’mun (813-833 M) pada masa kekhilafahan Abbasiyah.

Karya pertama al-Khawarizmi adalah al-Jabar. Al-Khawarizmi dengan teori Al-Jabar nya berhasil menyederhanakan perhitungan. Al-Khawarizmi berupaya mempermudah dan memberikan solusi yang sistematik dari persamaan linier dan notasi kuadrat sesuai dengan prinsip dan kaidah tertentu. Bahkan, Al-Khawarizmi berhasil memperkenalkan angka nol, yang dapat dirasakan manfaatnya hingga hari ini. Para ilmuan menggunakannya untuk membedakan satuan, puluhan, ratusan dan ribuan. Dengan angka Nol ini dapat dilakukan penjumlahan dengan bilangan yang besar menjadi lebih sederhana.

Berbeda dengan angka romawi yang kita kenal. Andai perhitungan saat ini menggunakan angka romawi, tentu akan menyulitkan dalam menjumlah bilangan besar seperti bilangan ratusan, ribuan, jutaan dan seterusnya. Andai pada masa peradaban Islam tidak ditemukan angka nol untuk penyederhanaan bilangan tentu akan menyulitkan bagi pelaku usaha, para peneliti, dan semua lapisan masyarakat.

Peradaban Islam dengan sistem Islam yang pernah diterapkan mampu melahirkan kegemilangan peradaban dan perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat. Kejayaan peradaban ini tanpa mengorbankan akidah dan tanpa pemisahan agama dari kehidupan. Berbeda dengan peradaban barat kapitalis saat ini, mereka berkembang dengan cara memisahkan agama dari kehidupan (sekuler), ia lahir karena proses pertentangan antara agamawan mereka dengan kaum cendekiawan sehingga menghasilkan keputusan bahwa agama hanya mengatur persoalan ritual dan tidak mengatur persoalan kehidupan alias sekuler.

Dengan demikian dapat diketahui, bahwa peradaban Islam sangat berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Tidak hanya Al-Khawarizmi, tapi juga banyak ilmuan Muslim lainnya yang lahir dari peradaban Islam yang akan dibahas pada edisi berikutnya.

0 Komentar

Leave a comment