lazdau-KEMENANGAN YANG SESUNGGUHNYA 20 Apr, 2021

KEMENANGAN YANG SESUNGGUHNYA

Idul Fitri adalah hari raya umat Islam, hari kemenangan bagi kita, satu bulan penuh kita ditempa dalam Trining Centre, kawah candradimuka, berperang melawan hawa nafsu angkara murka, berpuasa di bulan suci ramadlan serta menjalankan seluruh aktifitas serta paket ibadah yang ada di dalamnya, shalat tarawih, tadarrus Al-Qur’an, i’tikaf di masjid, mengeluarkan sebagian harta untuk zakat fitrah dan zakat mal serta bersedekah, semua itu kita lakukan dalam rangka melaksanakan perintah agar kita menjadi orang yang bertaqwa. Sebagaimana firman Allah swt.

“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas umat sebelum kamu, agar kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah : 183)

Ada tiga nilai tambah yang seharusnya kita miliki setelah kita menjalankan paket ibadah di bulan suci Ramadlan. Tiga nilai tambah inilah yang dapat dijadikan sebagai indikator atau tolak ukur untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan kita dalam menjalankan ibadah puasa, untuk melihat berapa tinggi nilai ibadah kita di bulan suci ramadlan. Tiga nilai tambah yang seharusnya kita miliki itu, antara lain :

1. Nilai tambah dalam hal kemampuan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ketaatan dalam hal menjalankan ibadah serta istiqamah. Sebagaimana ungkapan :

Hari raya bukanlah dengan berpakaian baru, akan tetapi hakikat puasa adalah bertambahnya ketaatan kepada Allah SWT.

Salah satu contohnya adalah sabda baginda Rasulullah saw:

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR.Muslim)

2. Nilai tambah dalam hal pengendalian diri. Puasa adalah melatih kesabaran. Ada tiga kategori sabar dalam Islam, yaitu :

Sabar dalam menjalankan segala bentuk ketaatan dan ibadah kepada allah SWT.

Sabar dalam hal meninggalkan segala macam bentuk kemaksiatan dan durhaka kepada Allah SWT.

abar dalam menghadapi segala macam cobaan, godaan serta tantangan, baik yang datang dari hawa nafsu kita sendiri, dari rekayasa serta tipu daya syaitan maupun dari dinamika kehidupan social di mana kita hidup dan berada di dalamnya.

Tiga macam  bentuk kesabaran inilah makna yang terkandung dalam firman Allah SWT :

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung." (QS.Ali Imran : 200)

3. Nilai tambah dalam hal kepekaan dan kepedulian social kita semua terhadap realitas (kenyataan) kehidupan masyarakat yang penuh dengan berbagai macam keprihatinan. Puasa telah melatih kita untuk menumbuhkan rasa empati, kasih sayang terhadap sesama, sehingga kita tidak segan untuk mengeluarkan sebagian harta untuk zakat dan sedekah. Oleh karena itu pasca ramadhan diharapkan kita bertambah semangat untuk berzakat, infaq dan bersedekah di jalan Allah SWT.

Secara akumulatif seluruh aktifitas ibadah yang kita lakukan di bulan suci Ramadlan, diharapkan mempu merenovasi mampu memperbaiki kerapuhan dan kerusakan jasmani dan rohani kita, sekaligus memberikan kesegaran dan kebugaran serta kejernihan jiwa kita, sehingga mampu mengembalikan kita kepada jatidiri kita yang sesungguhnya, yaitu kondisi fitrah yang suci dan bersih dari segala dosa dan noda. Oleh karena itu ungkapan yang paling tepat saat merayakan hari yara idul fitri  adalah :

“Semoga kita kembali kepada fitrah kita dan semoga kita sukses dalam menjalankan ibadah kepada Allah swt.”

Setelah kita berhasil memerangi hawa nafsu dan menyatakan kemenangan, bukan berarti kita telah bebas dari ancaman serta tipu daya syaitan., karena musuh besar kita syaitan akan selalu mencari dan mencari kesempatan untuk membalas kekalahannya, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw.       

Sesungguhnya iblis alaihi laknat berteriak-teriak setiap hari raya idul fitri sehingga seluruh pengikutnya berkumpul dan bertanya,"Wahai Tuanku siapakah yang menyebabkan Tuanku marah akan aku pecahkan dia." Iblis menjawab,"Tidak ada apa-apa hanya yang membuat aku marah adala Allah telah mengampuni dosa-dosa umat pada hari ini, oleh karena itu aku perintahkan kamu untuk menggoda mereka dengan makan yang enak-enak dan menuruti hawa nafsu dengan minum-minuman keras sehingga Allah marah kepada mereka".

Oleh karena itu , ampunan dosa yang telah dikaruniakan Allah kepada kita pada hari yang suci dan fitri ini haruslah kita pertahankan dengan penuh kewaspadaan terhadap bujuk rayuan syaitan. Kita harus pertahankan kemenangan ini dengan terus menerus melakukan serta meningkatkan amal ibadah kita kepada Allah swt. Sebagaimana yang telah dipesankan oleh Rasulullah saw.:

            Bersungguh-sungguhlah kamu semua pada hari raya idul fitri dengan bersedekah dan beramal shalih seperti zakat, membaca tasbih, tahlil karena hari itu Allah telah mengampuni dosa-dosa kalian dan mengabulkan doa kalian serta melihat kalian dengan penuh rasa kasih sayang.

           Sebagai manusia biasa yang kesehariannya tak pernah luput dari salah dan dosa terutama kepada kehidupan sesama, marilah kita tak segan-segan untuk bersilaturrahim, berhalal bihalal, saling memafkan satu sama lain, agar di bulan syawal ini kita benar-benar menjadi orang yang bersih dan suci dari segala dosa dan noda, bagaikan bayi yang baru dilahirkan. Bersih, suci dan fitri. Inilah makna dari idul fitri.

            Kemenangan yang sesungguhnya, kemenangan yang hakiki pada hari yang fitri ini adalah kemenangan kita terhadap musuh besar kita, yaitu menundukkan kerasnya hawa nafsu sekaligus meningkatkan kesabaran kita, membersihkan dosa-dosa kita sekaligus meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai orang yang husnul khatimah. Amiiin!

Oleh : H.Maskhun Abdul Wahid, S.Ag. M.HI

 

0 Komentar

Leave a comment