Ketika Hidayah Datang Menyapa
"Saya merasa walaupun segalanya sudah terpenuhi tapi hidup ini masih banyak kurangnya, hingga akhirnya aku memutuskan dan memantapkan untuk berhijrah"
Ibarat cahaya, selalu menerangi langkah seorang hamba ditengah kegelapan malam ketika bintang-bintang malu memunculkan sinarnya seperti itulah hidayah. Ketika ia datang untuk menyapa, entah lewat mana saja, melalui siapapun perantaranya. Maka ketika sudah terlihat, jangan menunggu lebih lama lagi untuk mendekat. Sebab Allah bilang, satu langkah kita mendekat kepada-Nya, seribu langkah Sang Maha Pencipta menuju kita.
Nah, disinilah sebagai seorang hamba harus bisa memanfaatkan kesempatan untuk pendekatan dengan Allah, malah lebih dekat lagi dan lebih dalam lagi. Dan ketika sudah memantapkan hati untuk berubah, jangan pernah hiraukan celotehan orang lain yang meragukan perubahan kita. Itulah yang aku lakukan setelah memutuskan berhijrah hingaa saat ini.
Dulu sebelum kuputuskan untuk berhijrah kenakalanku di mulai saat aku duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 2, saya mulai mengenal dunia luar dan dunia malam dari balap motor, berjudi, minum-minuman beralkohol dan mulai jarang pulang kerumah. Sampai akhirnya masuk di Sekolah Menengah Atas (SMA), aku mulai kenal teman-teman dari scene musik Underground.
Dan dari sinilah bertambah lagi kenakalanku, mulai dari menghisap ganja di sekolah sekaligus hampir setiap hari pulangnya selalu mabuk-mabukan. Puncaknya pada saat di bangku perkuliahan selain lebih kritis sama sesuatu hal disekitar, pernah dulu pas jam kosong kami bikin lingkaran ditaman kampus sembari bergilir minum-minuman alcohol.
Parahnya pernah saat hari jumat dimana banyak orang-orang berangkat ke masjid, kami malah mabuk-mabukan di taman kampus dan sambil menghujat orang yang berangkat sholat "sok alim sok suci munafik". Astaghfirullah… Malu saya jika mengingat itu semua.
Ketika semua sudah kulakukan dan segala keinginanku sudah terpenuhi mulai dari lulus kuliah, kerja ditempat yang worth it, teman banyak dan sudah memiliki uang sendiri. Tak membuat hidupku merasa lebih tenang, malah sebaliknya ada perasaan yang kurang sekaligus terbesit keinginan untuk menikah.
Hingga pernah saya baca di postingan instagram tentang surah Annur ayat 26, dalam hati saya "asik kayaknya punya istri yang soleha dan pintar", naaah dari situ menjadi acuan untukku. Kalau saya begini-gini aja dengan kegiatan-kegiatan yang tidak positif dan jauh dari kata baik, bagaimana caranya dapet istri yang baik? Dari situlah, mulai berbenah dan belajar mulai dari melihat kajian-kajian YouTube, mencari temen-teman yang mulai juga ingin berubah, datang ke kajian hingga memutuskan resign menjadi admin penjualan di kantor minuman beralkohol.
Dari keputusanku untuk berhijrah, beragam tanggapan dari orang sekitar aku dapatkan. Salah satunya dari teman-teman dekatku sendiri yang kaget dan mengira bahwa aku terkena brain wash teroris, padahal kan tidak. Dan niat saya untuk berhijrah Lillahi Ta'ala.
Tapi saya hanya diam dan tak banyak bicara. Setelah kuputuskan untuk berhijrah, satu tahun setengah tepatnya tahun 2017 Allah hadirkan bidadari yang saya impikan dan begitu indah untuk mendampingiku seumur hidup. Proses hijrahkupun lebih sempurna, karena selalu di dampingi dia dan anak-anak kami.
Buat teman-teman yang baru hijrah, jangan sampai meninggalkan teman-teman yang belum berhijrah, rangkul mereka, tetap lakukan hal-hal yang baik dan tetap Istiqomah dijalan Nya. Jangan pernah tinggalin mereka, karena bisa jadi mereka adalah salah satu bekal amal jariyah kita. Titip doa buat aku, semoga selalu Istiqomah dalam berhijrah. Aamiin…
Kisah Hijrah : Hardani Setiawan, Owner Pukis Manja
Leave a comment