MENYAYANGI TANPA MENGHIANATI
Menebarkan kasih sayang adalah perintah Allah SWT. Kasih sayang antara orang tua dengan anak, pemimpin dengan yang dipimpin, atasan dan bawahan, penjual dan pembeli, manusia dengan manusia, manusia dengan hewan, tumbuhan, dan seluruh isi jagat Raya. Beliau adalah contoh manusia sempurna yang layak menjadi teladan bagi seluruh umat manusia, khususnya bagi mereka yang mengharapkan rahmat Allah dan kesuksesan akhirat, di samping kesuksesan dunia. Para Nabi dan Rasul juga diutus karena kasih sayang-Nya. Allah SWT berfirman :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang (QS. Maryam : 96)
Rasulullah saw bersabda :
Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri [HR. Bukhâri dan Muslim]
Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang, Rasulullah Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk menebarkan kasih sayang bagi seluruh alam semesta. Sebagaimana firman Allah SWT :
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS al-Anbiya’: 107)
Ayat di atas secara jelas menyatakan bahwa Nabi Muhammad diutus Allah SWT untuk menebarkan kasih sayang bagi seluruh umat manusia, tanpa ada pengecualian, baik Muslim maupun non-Muslim.. Berdasarkan ayat tersebut sebuah keharusan bagi setiap manusia untuk saling menyayangi satu dengan lainnya.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“Seorang Muslim adalah orang yang tidak melukai saudara Muslim lainnya baik dengan lisan dan tangannya, orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan larangan Allah SWT (HR. Bukhar)
Petunjuk Rasulullah Muhammad SAW sangat jelas, karakter seorang Muslim dalam kehidupan masyarakat adalah harus saling menghormati, menebarkan kasih sayang, tidak saling mendzalimi, tidak menghujat, tidak menghianati dan tidak memusuhi terhadap orang lain. Baik dengan tindakan maupun ucapan. Menghujat dan memusuhi bukanlah perbuatan Muslim, karena jauh dari tuntunan Nabi, merenggangkan persaudaraan sesama Muslim, dan mengakibatkan permusuhan. Sebagai seorang Muslim, tugas kita adalah menebarkan perdamaian, menebarkan kasih sayang, memupuk persaudaraan, dan menebarkan anti kekerasan.
Bagaimana cara Rasulullah menebarkan kasih sayang pada umatnya? Syekh Syamsuddin Muhammad dalam kitab al-Majalis al-Wa’dziyah Syarah Shahih Bukhari, Juz 2 halaman 50 menjelaskan bahwa Nabi sangat menganjurkan umatnya untuk menebarkan kasih sayang terhadap semua makhluk hidup, baik hewan, tumbuh-tumbuhan, alam, dan manusia. Sayangilah orang bodoh dengan pencerahan ilmu, sayangilah orang hina dengan kemuliaan, sayangilah orang miskin dengan sedekah harta, sayangilah anak-anak dan orang tua dengan cinta kasih, sayangilah pendurhaka dengan kebijaksanaan dakwah, dan sayangilah hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam dengan sikap bijak dan kasih sayang.
Mengapa kita perlu menyayangi mereka? Karena orang yang paling dekat dengan rahmat Allah adalah orang paling menyayangi makhluk-Nya. Orang yang senang menebarkan kasih sayang terhadap makhluk Allah, tentu Allah akan memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada orang tersebut. Begitupun sebaliknya, orang yang senang membenci dan menghujat terhadap makhluk Allah, tentu Allah akan membencinya dan menjauhkan rahmat-Nya dari orang tersebut. Imam Turmudzi meriwayatkan hadis shahih dalam Sunan Turmudzi,Rasulullah saw berabda:
Artinya: Orang-orang yang memiliki sifat kasih sayang akan disayang oleh Allah yang Maha Penyayang, sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangimu. Kasih sayang itu bagian dari rahmat Allah, barangsiapa menyayangi, Allah akan menyayanginya. Siapa memutuskannya, Allah juga akan memutuskannya (HR. Tirmidzi)
Rasulullah SAW dalam membina masyarakat (umatnya) selalu mengutamakan sikap kasih sayang. Bahkan sikap terhadap musuh pun dilandasi dengan kasih sayang, walaupum musuh tersebut melukai nabi hingga berdarah-darah, Nabi memaafkan mereka, bahkan mendoakan agar Allah SWT mengampuni mereka. Justru dengan kasih sayang, terbukti Nabi dapat mengubah era jahiliyah dan dapat membangun satu masyarakat marhamah yaitu kehidupan masyarakat yang diwarnai dengan semangat kasih sayang, cinta mencintai, tolong menolong, harmonis, dan menjaga persaudaraan.
Rasulullah Muhammad SAW, adalah pribadi yang selalu menebarkan kasih saying, Selalu jujur, tidak pernah berdusta (bohong) ketika berbicara, tidak pernah mengingkari ketika berjanji dan tidak pernah berkhianat ketika diberi amanat karena Allah SWT melarang hamba-Nya untuk berkhianat sebagaimana firmnan-Nya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”(Q.S. Al Anfaal: 27)
Kesimpulannya menjadi sangat jelas, Nabi Muhammad SAW bukanlah Nabi yang pembenci, bukan Nabi yang pendendam, bukan Nabi yang penghujat, bukan Nabi yang pembohong, bukan Nabi yang pemarah, Bukan Nabi yang kaku dan keras. Namun Nabi Muhammad adalah Nabi yang lemah lembut, fleksibel, mudah, akrab, dan Nabi yang mengutamakan kasih sayang kepada umatnya. Semoga sikap kasih sayang Nabi dapat menjadi teladan bagi kita semua dan menjadi inspirasi dalam segala prilaku dan tindakan. Baik dalam bekerja, dalam berkeluarga, dalam bermasyarakat, maupun dalam bernegara. Sehingga kita semua selalu dekat dengan rahmat dan kasih sayang Allah SWT dan jauh dari Murka-Nya. Amin ya rabbal alamin.
Oleh : H.Maskhun,M.HI (Ketua PCNU Sidoarjo)
Leave a comment