lazdau-Sang Polwan, Penghafal Qur’an 10 Jul, 2020

Sang Polwan, Penghafal Qur’an

Wilva Aribatul Lutviyah, kelas V di MI Al-Hidayah

Kan kutunjukkan kepada dunia, bahwa seorang anak nelayan dari desa terpencil di Jawa Timur akan menjadi seorang Polisi Wanita (Polwan) yang membela kebenaran sekaligus menjadi penghafal Qur’an. Tak ada salahnya kan dengan itu semua?

Setiap anak mempunyai hak untuk memiliki cita-cita dan tugas kita sebagai orang tua harus mendukungnya. Meskipun mimpi itu terasa aneh dan seolah-olah hanya sekadar imajinasinya saja, namun itu semua akan berkembang sesuai dengan usia mereka.

Jangan sampai memberikan kesan bahwa kita tidak mendukung apa yang mereka cita-citakan, sehingga membuatnya tidak berani untuk bermimpi dan mengejar semua impiannya. Karena sebagai orang tua, kita harus menghargai perasaan sang buah hati tercinta serta memberikan semangat agar mereka dapat menggapai apa yang diinginkan. Dan itulah yang didapatkan oleh Wilva Aribatul Lutviyah.

Bungsu dari dua bersaudara ini merupakan salah satu binaan yang memperoleh beasiswa dari Lembaga Amil Zakat Dompet Amanah Umat (LAZ DAU), melalui Program Senyum Masa Depan (SMP). Saat ini ia sedang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas lima Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Hidayah, Sedati-Sidoarjo.

Gadis ini memang benar-benar pintar soal pelajaran Buktinya saja dari duduk di bangku kelas satu sampai dengan kelas empat ini, ia selalu mendapat juara, kalau tidak peringkat satu yaa dua di kelasnya. Kok bisa selalu dapat juara sih? Apa ikut bimbingan belajar? Yang pastinya tidak, karena dia dibesarkan di keluarga yang sederhana.

Walaupun dibesarkan dari keluarga yang sederhana dan ayahnya hanya seorang nelayan sementara sang ibu menjadi pengajar ngaji anak-anak di rumahnya, namun tak membuat Wilva berhenti bermimpi menjadi seorang polisi wanita yang menghafalkan Al-Qur’an.

“Wilva ingin menunjukkan kepada semua orang, bahwa anak seorang nelayan dan guru ngaji yang gajinya tak seberapa ini mempunyai mimpi setinggi langit di angkasa. Yakni ingin menjadi seorang polisi wanita yang menjaga semua ibadahnya dan jadi penghafal Qur’an,” tutur Wilva sambil tersenyum senang.

Bak gayung bersambut, seperti itulah ibarat mimpi yang dipunyai gadis berusia sembilan tahun ini. Buktinya saja, mereka sampai rela membanting tulang lebih ekstra lagi, agar sang buah hati bisa pergi menimbah ilmu tambahan di luar sekolah.

Namun semua itu hanya bertahan selama satu bulan saja. Faktor ekonomilah yang lagi-lagi menjadi penghalang ia merasakan nikmatinya menimbah ilmu di luar lingkungan sekolah. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk belajar sendiri lagi.

“Pernah di bulan Oktober, Wilva diikutkan les sama ibu di salah satu tempat bimbingan belajar di sekitar rumah. Tapi itu semua tidak berjalan lama, karena ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan. Jadi, mau tidak mau Wilva harus belajar mandiri lagi. Ya terima saja dengan lapang dada, semoga Allah memberikan ibu dan bapak rezeki yang lebih,” tambahnya.

Meskipun hidup tak senikmat yang dibayangkan orang-orang, namun ia selalu bersyukur bahwa apapun yang diinginkannya selalu diberikan oleh kedua orang tuanya. Walaupun harus menunggu, namun ia mensyukuri itu semua sekaligus menerimanya dengan bahagia.

0 Komentar

Leave a comment