lazdau-Sedekah Adalah Umpan Terbaik Penarik Rezeki 25 Jun, 2020

Sedekah Adalah Umpan Terbaik Penarik Rezeki

 “Suka bersedekah itu tanda seorang hamba selalu bersyukur, atas apa yang telah Allah berikan kepada kita. Walaupun hanya dengan uang yang tak seberapa jumlah nominalnya, namun menjadi umpan terbaik penarik rezeki dan niatkan saja itu semua  Lillahi Ta’ala. Pasti Allah akan menggantinya dengan takaran yang lebih dari apa yang sudah diberi.” Irawati Rahayu Siwi, S.Pd, Guru SMPN 2 Sedati-Sidoarjo.

      Salah rasanya, jika kita memungkuri bahwa semua orang yang bekerja keras karena ingin mendapatkan rezeki yang melimpah seperti uang bahkan tahta di sebuah perusahaan. Namun yakinlah bahwa masalah itu, sebenarnya sudah ada yang menentukan untuk kadar serta kedatangannya, yakni Allah Azza Wa Jalla.

      Walaupun kita sudah berusaha untuk mencari dengan bercucuran keringat dari siang sampai malam, jika itu bukan rezeki kita maka hasil yang didapat juga tidak menjadi berkah. Namun ada cara yang paling ampuh, agar rezeki itu bisa datang dengan cepat dan tepat waktu. Mau tau?  Jadikan sedekah sebagai umpan penarik rezeki kita, dibarengi dengan niat ikhlas Lillahi Ta’ala pasti semua akan terijabah.

      Walaupun melakukannya bukan menggunakan harta, namun hitungannya tetap sama kok. Dan percaya atau tidak, saya sendiri sudah merasakannya. Dilahirkan dari keluarga yang sederhana, bukan berarti saya tidak pernah memberi kepada sesama. Malah justru sebaliknya, orang tua saya mengajarkan untuk berbagi apapun yang kita punya. Entah itu berupa makanan, minuman sampai barang.

      Dari sering berbagi itulah, Allah menambah nikmat keluarga saya dengan memberikan rezeki yang membuat kami sekeluarga hidup dalam berkecukupan. Dalam artian semua kebutuhan bisa terpenuhi, tanpa harus terlalu extra untuk mencari. Dan Alhamdulillah, sampai sekarangpun saya masih mengamalkan apa yang diajarkan oleh mereka.

     Saat ini saya berprofesi sebagai seorang guru di salah satu Sekolah Menengah Pertama Negri (SMPN) yang ada di Sidoarjo. Jujur saja, pekerjaan ini bukanlah pilihan saya melainkan permintaan dari ibu, sebenarnya saya ingin menjadi dokter.

     Tapi apa hendak mau dikata, ketika perekonomian keluarga tak mampu untuk menompang biaya pendidikan seorang dokter. Dengan separuh hati dan tangisan yang masih mengalir, saya terima untuk mengikuti tes di salah satu universitas di Surabaya. Dan saya diterima di Fakultas Pendidikan, walaupun menjalankannya dengan setengah hati namun saya bertahan hingga wisuda.

     Dari pekerjaan inilah, saya mengenal Panti Asuhan Istiqomah. Bermula ketika saya sering lewat di depannya, rasa penasaran dan ingin tahu muncul begitu saja. Tetapi lagi-lagi saya mencoba untuk menahannya.

     Namun ketika rasa itu semakin tertahan, yang ada hanya perasaan sesak luar biasa. Dengan bermodal Bismillah, saya beranikan untuk mencoba masuk ke dalam dan saya putuskan untuk menjadi donatur tetap di sana. Jujur dari awal saya melangkah masuk sampai dengan keluar, rasanya sangat ringan sekali seperti tanpa ada beban.

    Walaupun nominalnya tak seberapa, namun niat saya ikhlas Lillahi Ta’ala. Bukan hanya dalam hal materi saja berbaginya, saya juga sering membagikan makanan kepada guru-guru lainnya. Kalau ditanya dalam rangka apa, terkadang saya juga bingung untuk menjawabnya. Namun cukup senyuman manis saja, yang mampu menjawab itu semua. Percaya atau tidak, rezeki yang saya terima malah menjadi berlipat-lipat.

     Dari kebiasaan saya inilah, saya mengajarkannya kepada kedua anak saya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saya berharap, semoga apa yang saya ajarkan kepada mereka dapat dilakukan walaupun hanya dengan cara sederhana dan bisa meneruskan apa yang saya lakukan saat ini. (red: Slm)

 

0 Komentar

Leave a comment