WAKTU, SARANA BAHAGIA ATAU DERITA
Kita bersyukur diberi hidup sampai setahun silam dan ditambah lagi usia sampai hari ini. Sekarang, saatnya syukur, syukur dan syukur, dan mintalah ampunan Allah. Sebab, dalam setahun itu, kita leboh sering mengeluh daripada mensyukuri semua keadaan. Ketahuilah, mengeluh itu penyakit hati yang mengurangi kekebalan dan kesehatan, merusak iman, dan mengundang murka Allah. Bertekadlah untuk menjadikan tahun ini tahun syukur, tahun bebas keluhan, tahun peningkatan iman, dan tahun sedekah untuk pembebasan manusia dari penderitaan.
Nikmat hidup setahun itu tidak main-main. Jangankan setahun, tambahan umur lima menit saja harus kita syukuri. Sebab, lima menit itu bisa menentukan masa depan seseorang. Jika ada saudara kita masuk Islam, atau bertobat, lima menit sebelum matinya, pasti nasibnya berubah secara drastis, dari murka ke surga, atau dari su-ul khatimah menjadi khusnul khatimah. Sebaliknya, jika ada sudara kita yang amat shaleh dan bahagia ceria bersama keluarga, lalu dalam waktu satu menit itu tak bisa mengontrol emosinya, sehingga mengucapkan kebencian yang membuat penganut agama lain atau sesama muslim terluka atau terhina, atau melakukan korupsi, maka pada bulan berikutnya, ia harus meninggalkan keluarga tercinta dan hijrah ke penjara, bahkan ada yang mati mengenaskan dalam penjara.
Itulah mahalnya waktu. Jangan remehkan waktu, walaupun hanya sedetik. Bisa saja sedetik menghasilkan miliaran rupiah atau kehilangan uang senilai itu. Seorang pelari pada olimpiade internasional gagal mendapat bonus lima miliar rupiah, karena selisih satu detik dari pesaingnya. Itu kerugian dunia, lebih-lebih kerugian akhirat akibat kesalahan fatal dalam satu detik.
Pada pergantian tahun ini, ayat yang paling tepat kita renungkan adalah QS. Al ‘Ashri ayat 1-3
???????????? ????? ???????????? ?????? ??????? ?????? ?????????? ????????? ?? ???????? ??????????? ???????????? ?????????? ? ???????????? ???????????
Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan melakukan kebaikan, serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling mensihati untuk kesabaran (QS. Al Ashri [103]: 1-3)
Berdasar ayat-ayat ini, maka kita harus berhati-hati tentang waktu. Jika kita salah mengisinya, atau membiarkan berlalu tanpa kebaikan, maka kesengsaraan dunia akhirat yang kita rasakan. Sebaliknya, kita pasti akan memetik kebahagiaan, jika kita menggunakan waktu itu untuk meningkatkan keimanan, menambah perbuatan terpuji terhadap Allah dan sesama manusia, atau siap menasihati dan senang dinasihati, sama sekali tidak tersinggung, serta siap menyemangati dan merasa butuh disemangati orang dalam menjalani kehidupan yang berat dan berliku ini.
Semoga ayat ini menjadi pegangan kita menjalani umur setahun ke depan. Semoga juga kita diberi panjang umur, sehingga bisa melakukan syukur dan istighfar yang sama pada awal tahun depan. Aamiin.
Oleh: Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag
Leave a comment